Senin, 03 Oktober 2011

hemiplegia

HEMIPLEGIA
DEFINISI
Hemiplegia diambil dari bahasa yunani yaitu “hemi” yang berarti setengah dan “plegia” yang berarti kelumpuhan. Jadi, hemiplegia adalah kelumpuhan yang di alami oleh salah satu sisi dari bagian tubuh (Wikipedia).
Hemplegia berarti kelumpuhan total dari satu sisi tubuh termasuk wajah, lengan dan kaki (John Kylan,2001)
Hemiplegia adalah kerusakan pada seluruh daerah korteks piramidalis sesisi yang menimbulkan kelumpuhan pada UMN (Upper Motor Neuron) pada belahan tubuh sisi kontra lateral (muel-muel-blogspot.com)
Hemiplegia adalah ketidakmampuan untuk menggerakan sekelompok otot di salah satu sisi bagian tubuh (stroke.about.com)
Etiologi
1.    Vaskular; hemorrhagic cerebri, stroke, neuropati diabetic
2.    Invektif; ensefalitis, meningitis, dan abses otak
3.    Neoplastik ; Glioma, meniglioma
4.    Demielinasi; Sclerosis, lesi pada kapsula interna
5.    Trauma; laserasi otak, hematoma subdural karena suntikan bius local diberikan secara cepat via intra-arteri
6.    Genetic; serebral palsy
7.    Diseminata; multiple sclerosis
8.    Psikologis; parasomnia (nocturnal hemiplegia)

Gejala dan Tanda
·         Mati rasa
·         Perasaan kesemutan
·         Nyeri
·         Perubahan penglihatan
·         Kesulitan berbicara (afasia)
·         Masalah keseimbangan
·         Gangguan metabolisme



Patofisiologi
Hemiplegia paling banyak terjadi karena adanya rupture arteri yang memperdarahi korteks motorik primer. Darah yang seharusnya berada di dalam arteri merembes keluar sehingga mengurangi suplai nutrisi terutama supai oksigen, hal itu memungkinkan sel saraf untuk mengalami kematian yang dapat menyebabkan kelumpuhan sesisi.
Selain itu, darah yang keluar dari arteri meneken sistem piramidalis yang mengganggu impuls saraf atau perintah yang di berikan oleh girus presentralis. Tekanan darah ini mengganggu kapsula interna sebagai tempat di bentuknya jaras kortikospinalis dan kortikobular di daerah genu sampai krus posterior, gangguan ini juga dapat menyebabkan lesi di daerah kapsula interna sehingga kapsula interna ini tidak dapat meneruskan perintah yang di berikan untuk sampai di kornu anterior dorsalis untuk di teruskan ke otot yang di tuju demi menghasilkan gerakan yang di inginkan
Hemiplegia yang di terjadi pada batang otak sesisi dinamakan hemiplegia alternans. Hemplegia alternans mempunyai 3 jenis yang berbeda dan mempengaruhi sraf cranial yang berbeda pula. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut,
1.    Sindrom hemiplegia alternans di mesensefal
Sindrom Benedik.
Sindrom Benedik merupakan akibat tersumbatnya cabang-cabang penetrasian arteri basilaris di otak tengah. Ini digambarkan sebagai suatu kelumpuhan Nervus III (Okulomotorius) ipsilateral yang disertai oleh tremor kontralateral (cerebelar). Sebuah tremor berirama (ritmik) pada tangan atau kaki bagian kontralateral yang ditingkatkan oleh adanya gerakan mendadak atau tanpa disengaja, menghilang ketika beristirahat. Merupakan akibat dari kerusakan pada nukleus red (nukleus ruber.pen) yang menuju keluar dari sisi yang berlawanan pada hemisfer cerebelum. Bisa juga terdapat hiperestesia kontralateral.10
Sindrom Benedik terjadi bila salah satu cabang dari rami perforantes paramedial arteri basilaris yang tersumbat, maka infark akan ditemukan di daerah yang mencakup 2/3 bagian lateral pedunkulus cerebri dan daerah nukleus ruber. Maka hemiparesis alternans yang ringan sekali tidak saja disertai oleh hemiparesis ringan Nervus III, akan tetapi dilengkapi juga dengan adanya gerakan involunter pada lengan dan tungkai yang paretik ringan (di sisi kontralateral)itu.3 Sindrom Benedik Terjadi jika lesi menduduki kawasan nukleus ruber sesisi yang ikut rusak bersama-sama radiks Nervus Okulomotorius ialah neuron-neuron dan serabut-serabut yang tergolong dalam susunan ekstrapiramidal. Maka gejala yang muncul ialah paralisis Nervus Olulomotorius ipsilateral, ataksia dan tremor pada lengan sesisi kontralateral.3,4Sindrom benedik merupakan lesi pada area nukleus red memotong saraf fasikuler dari Nervus III pada saat mereka melewati otak tengah bagian ventral, beberapa lesi menyebabkan kelumpuhan okulomotorius, dengan diskinesia (hiperkinesia, ataksia) kontralateral dan tremor yang menetap terjadi hanya pada lengan.1,3
Sindrom benedik (paramedial midbrain syndrome) merupakan hasil dari penggabungan dan pelunakan fasikuler dari satu Nervus Okulomotor pada regio nukleus red ipsilateral. Maka pasien akan mengalami kelumpuhan N.III tipe perifer dengan diskinesia (hiperkinesia dan ataksia) kontralateral dan tremor yang menetap pada lengan.1,4 Sindrom Benedik adalah bila pada otak tengah tingkat kerusakan sampai di nukleus red atau di fasikulus Nervus III akan menyebabkan kelumpuhan pada Nervus III yang komplit atau parsial; kerusakan sampai pada nukleus red (diluar dari sisi lain hemisfer cerebelum) juga akan menyebabkan tremor kontralateral.2,6 Sindrom Benedik adalah sindrom neurologi paralisis Nervus III karena trauma pada Nervus Okulomotor dan nukleus red.12
Sindrom Weber
Sindrom Weber adalah suatu sindrom yang terdiri dari paralysis okulomotor pada sisi yang sama dengan lesi, yang mengakibatkan ptosis, strabismus, dan hilangnya refleks cahaya serta akomodasi, juga hemiplegi spastik pada sisi yang berlawanan dengan lesi dengan peningkatan refleks-refleks serta hilangnya refleks superfisial. Sindrom Weber disebut juga Alternating oculomotor hemiplegia atau Weber’s paralysis atau hemiparesis alternans nervus okulomotorius.
Sindrom Weber dapat disebabkan oleh hal sebagai berikut:
1. Penyumbatan pembuluh darah cabang samping yang berinduk pada ramus   perforantes medialis arteria basilaris.
2. Insufisiensi peredarah darah yang mengakibatkan lesi pada batang otak.
3. Lesi yang disebabkan oleh proses neoplasmatik sebagai akibat invasi dari thalamus atau serebelum. Lesi neoplasmatik sukar sekali memperlihatkan keseragaman oleh karena prosesnya berupa pinealoma, glioblastoma dan spongioblastoma dari serebelum.
4. Lesi yang merusak bagian medial pedunkulus serebri.
5. Stroke (perdarahan atau infark) di pedunkulus serebri.
6. Hematoma epiduralis.
7. Tumor lobus temporalis. (1,3,4)
Manifestasi yang ditimbulkan dapat dengan mudah dimengerti oleh karena setiap gejala dan tanda mencerminkan disfungsi sistema sarafi yang terlibat alam lesi tertentu. Lesi yang disebabkan oleh proses neoplasmatik dapat merusak bangunan-bangunan mesensefalon sebagai akibat invasi dari thalamus atau serebelum. Oleh karena proses tersebut berupa pinealoma, glioblastoma dan spongioblastoma dari serebelum, maka tiap corakan kerusakan dapat terjadi, sehingga lesi neoplasmatik sukar sekali memperlihatkan suatu keseragaman. Lesi unilateral di mesensefalon mengakibatkan timbulnya hemiparesis atau hemiparesis kontralateral
Lesi yang merusak bagian medial pedunkulus serebri akan menimbulkan hemiparsis yang disertai paresis nervus okulomotorius ipsilateral. Kombinasi kedua jenis kelumpuhan ini dikenal dengan nama hemiparesis alternans nervus okulomotorius atau Sindroma dari weber. Lesi pada daerah fasikulus longitudinalis medialis akan mengakibatkan timbulnya hemiparesis alternans nervus okulomotorius yang diiringi juga dengan gejala yang dinamakan oftalmoplegia interneklearis. (1,3,4,5)

2.    Sindrom hemplegia alternans di pons
Sindrom foville
Sindroma Foville adalah suatu sindroma yang ditandai dengan defisit gerakan
abduksi, horizontal gaze dan kelemahan fasialis, kehilangan pengecapan, analgesia fasialis, horner sindroma, ketulian ipsilateral.
Sindroma Raymond
adalah suatu kombinasi parese N.VI dengan hemiplegi kontralateral, sebagai akibat keterlibatan traktus piramidalis yang berdekatan dengan N.VI.
Sindroma Milard-Gubler
Sindroma Millard-Gubler adalah  kombinasi defisit abduksi hemiplegi kontralateral, parese fasialis ipsilateral. Struktur yang dikenal adalah fasikulus N.VI, piramidalis dan fasikulus N.VI.
3.    Sindrom hemiplegia alternans di medulla spinalis
Stroke terjadi di medula dan cerebellum. Medula mengontrol fungsi-fungsi penting seperti menelan, artikulasi bicara, rasa, bernaas, kekuatan, dan sensasi. Cerebellum penting untuk koordinasi. Suplai darah ke daerah-daerah ini adalah melalui sepasang arteri vertebralis dan cabang, yang disebut arteri cerebellum posterior inferior (Pica).
Awalnya, Pica dianggap sebagai arteri utama yang diblokir, namun hal ini telah dibuktikan dari studi otopsi. Dalam delapan dari 10 kasus, arteri vertebralislah yang tersumbat akibat penumpukan plak atau karena perjalanan dari bekuan yang berasal dari  jantung. Pada pasien yang lebih muda, diseksi arteri vertebralis menyebabkan infark. Luas stroke hanya sekitar 0,39 dalam (1 cm) secara vertikal di bagian lateral medula dan tidak melintasi garis tengah.
Sepenuhnya 50% dari pasien melaporkan gejala-gejala neurologis sementara selama beberapa minggu sebelumnya stroke. Selama 48 jam pertama setelah stroke, defisit neurologis berlangsung dan berfluktuasi Pusing, vertigo, nyeri wajah,.penglihatan ganda , dan kesulitan berjalan adalah gejala awal yang paling umum.Rasa sakit wajah bisa sangat aneh dengan jabs tajam atau sengatan sekitar mata, telinga, dan dahi. Pasien merasa "mabuk laut" atau "off-balance" dengan mual dan muntah. Objek yang tampil ganda, miring, atau bergoyang. Seiring dengan ketidakseimbangan gaya berjalan, menjadi hampir mustahil bagi pasien untuk berjalan meskipun kekuatan otot yang baik. Gejala lain termasuk suara serak, bicara cadel, hilangnya rasa, kesulitan menelan, cegukan, dan sensasi diubah pada tungkai sisi yang berlawanan.
Mata pada sisi yang terkena memiliki kelopak mata sayu dan seorang murid kecil.Para goncang mata ketika orang bergerak di sekitar, ini disebut nistagmus . Ada penurunan rasa sakit dan persepsi suhu pada sisi yang sama dari wajah. Anggota tubuh pada sisi yang berlawanan menunjukkan penurunan persepsi sensorik .Gerakan sukarela dari lengan pada sisi yang terkena yang canggung. Kiprah adalah "mabuk," dan pasien kesukaran dan mengarah ke satu sisi.



3 komentar:

  1. pathway dank n dngan dp penatalaksanaaan mana?????

    BalasHapus
  2. tolong di share daftar pustakanya dong min...makasii

    BalasHapus
  3. daftar pustaka di share donk gan, , , ,!!

    BalasHapus